Black In News - Meski telah dilakukan konversi besar-besaran ke kompor gas, nampaknya tidak mengubah kebiasaan masyarakat untuk memasak dengan menggunakan mitan (minyak tanah). Tabung gas 5 kg yang seharus gratis, ternyata di masyarakat dikenakan biaya tambahan. Belum lagi kasus-kasus ledakan akibat tabung gas, membuat masyarakat semakin enggan menggunakan gas alam.
Minyak tanah masih mendapat peran terpenting bagi kelangsungan hidup masyarakat. Masyarakat khususnya digolongan menengah kebawah masih membutuhkan minyak tanah untuk lampu minyak dan memasak. Namun semakin dibutuhkan, maka semakin langka keberadaan minyak tanah ini. Kenaikan minyak tanah secara perlahan-lahan juga secara perlahan membunuh masyarakat kecil. Penderitaan masyarakat tidak hanya sebatas itu saja, pangkalan minyak tanah ternyata juga mencoba 'membunuh' masyarakat golongan menengah kebawah ini.
Kelangkaan dimanfaatkan pangkalaan untuk menaikkan harga setinggi-tingginya tanpa berpikir tentang nasib masyarakat tidak mampu. Bahkan, kelangkaan ini tak jarang diskenario oleh pangkalan dengan melakukan penimbunan minyak tanah.
Dalam hal ini, pemerintah harus ambil sikap yang tepat. Pangkalan minyak tanah yang menjual minyak tanah diatas harga eceran rata-rata (HET) harus segera ditindak. Bila perlu, diberikan surat untuk penutupan pangkalan minyak tanah yang bersangkutan. Bila pemerintah memiliki keseriusan tentang masalah ini, maka masalah ini dapat terselesai dengan baik. Masyarakat yang telah menanggung derita, jangan semakin 'dicambuk' dengan sikap-sikap manusia tidak bertanggung jawab. (hdr, black community)
Salam Djarum Black!
Handrie Noprisson, Teknik Informatika Universitas Bengkulu.
0 komentar:
Posting Komentar
>>>> Apa Komentar Anda?