Black In News - Pendidikan? Hal yang sangat-sangat penting. Jadi jangan heran jika orang tua rela menghabiskan uang hingga beratus-ratus juta rupiah demi pendidikan anaknya hingga jenjang pendidikan yang paling tinggi. Namun, orang tua yang dapat dikatakan "ber-uang" biasanya enggan membiarkan anaknya untuk menimba ilmu ditanah air. Selain itu, terkadang anak dari orang tua itu sendiri yang memaksa untuk berpendidikan di luar negeri untuk alasan "gengsi-gengsian".
Namun bagi sebagian pelajar Indonesia yang kurang mampu, juga dapat berpendidikan di luar negeri dengan cara mendapatkan beasiswa baik dari dalam negeri maupun dari negera penerima. Kuliah atau bersekolah di luar negeri memang memiliki daya tarik tersendiri. Dengan hidup dan tinggal disana, akan terasa atmosfir kehidupan yang baru dan berbeda dengan hidup dilingkungan rumah sendiri. Tetapi, dibalik ketertarikan negara tersebut ada sebuah ancaman yang dapat menyerang pelajar Indonesia sewaktu-waktu.
Masih ingat dengan kasus David Hartanto, mahasiswa Nanyang Technology University (NTU) Singapura? David Hartanto diduga bukan meninggal karena bunuh diri melainkan dibunuh. Namun saat keluarganya mengajukan pernyataan bahwa David Hartanto bukan tewas bunuh diri, seakan-akan pihak Singapura bersikap acuh tak acuh dan tetap bersih-kukuh bahwa David tewas karena bunuh diri. Meskipun demikian, pihak keluarga tetap tidak terima, karena terdapat kejanggalan pada kasus kematian David.
Ini salah satu potret lemahnya perlindungan hukum Indonesia bagi pelajarnya yang menuntut ilmu di luar negeri. Masih banyak kasus lainnya yang menimpa pelajar Indonesia di luar negeri. Sungguh ironisnya, pelajar yang merupakan generasi unggulan ini harus tewas terbunuh di negeri orang.
Untuk pemerintah, seharusnya juga memikirkan keselamatan dan memberikan perlindungan hukum bagi pelajar Indonesia ini. Karena bagaimana pun, mereka adalah generasi unggulan Indonesia yang akan membangun Indonesia jauh lebih baik. (hdr, black community)
Salam Djarum Black!
Handrie Noprisson, Teknik Informatika Universitas Bengkulu.
Salam Djarum Black!
Handrie Noprisson, Teknik Informatika Universitas Bengkulu.
0 komentar:
Posting Komentar
>>>> Apa Komentar Anda?